Tensi Saham Perbankan yang Jatuh Menekan Wallstreet, Trader Indeks Fokus Pada Rilis Data NFP AS Jumat Malam WIB Nanti

Investor dan trader khawatir dengan krisis perbankan di AS yang memasuki babak baru. Hal ini terjadi setelah bank regional yang berdomisili di California yakni PacWest untuk mengeksplorasi opsi strategis, termasuk berencana untuk menjual seluruh asetnya.

Tensi Saham Perbankan yang Jatuh Menekan Wallstreet, Trader Indeks Fokus Pada Rilis Data NFP AS Jumat Malam WIB Nanti

Bursa saham Wall Street kembali ditutup di zona merah pada perdagangan Kamis kemarin, di mana investor khawatir dengan krisis perbankan di AS yang memasuki babak baru.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup merosot 0,86% ke posisi 33.127,738, S&P 500 melemah 0,72% ke 4.061,22, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,49% menjadi 11.966,4.

Dow Jones berbalik negatif sepanjang tahun ini, di mana Dow Jones sudah terkoreksi 0,06% sepanjang tahun ini. Koreksi saham Boeing, Disney, Goldman Sachs dan American Express pun membebani Dow Jones.

Investor dan trader khawatir dengan krisis perbankan di AS yang memasuki babak baru. Hal ini terjadi setelah bank regional yang berdomisili di California yakni PacWest untuk mengeksplorasi opsi strategis, termasuk berencana untuk menjual seluruh asetnya.

Saham PacWest Bancorp anjlok hingga 51%, setelah mengonfirmasi sedang menjajaki opsi strategis. Alhasil, saham perbankan di AS kembali terpukul karena kekhawatiran investor akan memburuknya krisis perbankan.

Saham Western Alliance Bancorp juga anjlok nyaris 39%, dengan perdagangan saham dihentikan beberapa kali. Pada sesi terendahnya, saham Western Alliance ambruk lebih dari 60% dan perusahaan membantah laporan bahwa pihaknya tengah menjajaki potensi penjualan.

Sedangkan saham Comerica dan Zion Bancorporation kehilangan sekitar 12%.

Di lain sisi, investor juga masih cenderung kecewa dengan pernyataan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang belum akan segera melunak dengan memangkas suku bunga.

Sebelumnya pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp), sesuai dengan ekspektasi pasar.

Dengan ini, maka The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak sepuluh kali dan dilakukan secara beruntun sejak Maret tahun lalu demi menjinakkan inflasi yang sudah melambung cukup tinggi.

Bahkan, suku bunga The Fed saat ini menjadi yang tertinggi sejak 2006 atau 12 tahun terakhir.

The Fed mengatakan bahwa masih terlalu dini menganggap siklus kenaikan suku bunga telah berakhir, sehingga dalam waktu dekat mereka tidak akan memangkas suku bunga acuannya. Tetapi, Chairman The Fed, Jerome Powell mengisyaratkan akan mengakhiri kenaikan suku bunga.

"Kami di komite berpandangan bahwa inflasi tidak akan turun secepat itu. Ini akan memakan waktu, jika ramalan itu benar. Tetapi dalam waktu dekat kami tidak akan memangkas suku bunga," ujar Powell.

Di lain sisi, data tenaga kerja menunjukkan ada tanda-tanda memburuk, di mana Klaim pengangguran mencapai 242.000 untuk pekan yang berakhir 29 April, lebih tinggi dari perkiraan 236.000 dari Dow Jones.

Produktivitas pekerja pada kuartal pertama 2023 juga turun 2,7% terhadap perkiraan penurunan 1,9%. Sedangkan biaya tenaga kerja per unit meningkat 6,3% di kuartal I-2023, lebih tinggi dari ekspektasi 5,5%.

Namun, data tenaga kerja di Negeri Paman Sam masih cenderung bervariasi, membuat pelaku pasar di AS seakan dibuat bingung dan berpikir apakah The Fed akan benar-benar melanjutkan sikap hawkish-nya atau justru mulai melunak.

Data klaim pengangguran berbanding terbalik dengan data perekrutan perusahaan swasta di AS menurut ADP yang meningkat cukup signifikan.

Data tersebut melonjak menjadi 296.000 pekerjaan, dari sebelumnya pada Maret yang sebesar 142.000 pekerjaan. Angka tersebut juga lebih tinggi dari perkiraan para ekonom yang sebesar 140.000 pekerjaan.

Meski begitu, investor menanti data tenaga kerja lainnya yang cenderung sangat penting untuk menentukan arah sikap The Fed berikutnya. Data tersebut yakni laporan penggajian non-pertanian (non-farm payroll/NFP) periode April yang akan dirilis pada Jumat malam WIB nanti. (YSI)

Gabung Komunitas Telegram zignalforex.com dapatkan update terbaru Analisa forex trading dan berita forex terupdate. klik disni untuk Gabung Telegram zignalforex https://t.me/zignalfx

dan ikuti saluran Whats App zignalforex.com whats app zignalforex

Trading Bersama Zignalforex

Trading di Pialang Terpercaya bersama zignalforex.com . Berikut Rekomendasi Broker Forex kami :

Broker Min Deposit Leverage Swap Detail
HSB Investasi Rp2,4 jt / $200 Rate Rp12.000 Hingga 1:200 - Detail

DISCLAIMER : Perdagangan dengan leverage dalam mata uang asing atau produk di luar bursa dengan margin membawa risiko yang signifikan dan mungkin tidak cocok untuk semua investor. Kami menyarankan Anda untuk mempertimbangkan dengan hati-hati apakah perdagangan sesuai untuk Anda berdasarkan keadaan pribadi Anda. Perdagangan valas melibatkan risiko. Kerugian bisa melebihi setoran. Kami menyarankan Anda mencari saran independen dan memastikan Anda sepenuhnya memahami risiko yang terlibat sebelum berdagang.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow