Pengangguran Australia Turun Ke Level Terendahnya
Australian Bureau of Statistics (ABS) merilis angka yang menunjukkan bahwa pengadaan lapangan kerja bersih mencatat kenaikan sebanyak 64.600 di bulan Februari dari bulan sebelumnya

Pasar tenaga kerja Australia berhasil menunjukkan pemulihan yang kuat selama bulan Februari lalu pasca terpuruk dalam dua bulan sebelumnya, yang mana hal ini ditandai oleh tingkat pengangguran Australia yang turun hingga mendekati posisi terendahnya dalam hampir 50 tahun terakhir, sehingga mampu menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat di tengah kenaikan suku bunga oleh bank sentral.
Australian Bureau of Statistics (ABS) merilis angka yang menunjukkan bahwa pengadaan lapangan kerja bersih mencatat kenaikan sebanyak 64.600 di bulan Februari dari bulan sebelumnya, saat mengalami penurunan dari revisi di angka 10.900, sekaligus mematahkan perkiraan rebound sebanyak 48.500 dari para pelaku pasar.
Untuk tingkat pengangguran dilaporkan turun menjadi 3.5% dari 3.7%, lebih rendah dari perkiraan penurunan ke 3.6% dari para analis, sementara jam kerja melonjak 3.9% yang menjadi sinyal ketahanan pasar tenaga kerja, dimana lapangan pekerjaan full time terpantau melonjak sebanyak 74.900 pekerjaan di bulan Februari, dari penurunan sebanyak 43.300 di bulan sebelumnya.
Akan tetapi semua data yang kuat tersebut dibayangi oleh peristiwa gejolak yang terjadi di Credit Suisse semalam, sehingga menghidupkan kembali ketakutan bahwa setiap pengetatan dalam kondisi pinjaman akan mempercepat resesi global, dan hal ini semakin mendorong para investor memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga lanjutan dari Reserve Bank of Australia.
Di tengah sikap investor yang lebih condong kepada jeda siklus kenaikan suku bunga di bulan April mendatang, mereka juga memperkirakan peluang RBA sekitar 10% untuk benar-benar memberlakukan kebijakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin yang saat ini ada di 3.60%, sehingga investor melihat adanya penurunan menjadi 3.35% di bulan Agustus mendatang, yang menjadi perubahan secara radikal dari bulan lalu dimana investor memperkirakan suku bunga akan mencapai puncaknya di 4.10%.
Kepala Statistik tenaga kerja di ABS, Bjorn Jarvis mengatakan bahwa penguatan di bulan Februari lalu disebabkan oleh jumlah orang yang beralih kembali ke pekerjaan yang lebih tinggi dari biasanya, dikarenakan mereka meninggalkan angkatan kerja di bulan Januari lalu.
Lebih lanjut Jarvis mengatakan bahwa di tengah pertumbuhan lapangan kerja yang mendasar dilanda perlambatan dibandingkan dengan apa yang dilihatnya sepanjang tahun 2022 lalu, yang mana masih meningkat mendekati level historisnya di jangka panjang.(WDJ)
What's Your Reaction?






